Surabaya (Awalan.id) – Polda Jawa Timur mencatatkan hasil gemilang dalam pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2025. Selama 14 hari pelaksanaan yang dimulai sejak 14 hingga 27 Juli 2025, tercatat lebih dari 480 ribu pelanggaran lalu lintas berhasil ditindak, naik 25 persen dibandingkan tahun lalu.
Namun yang paling mencolok, angka kecelakaan lalu lintas justru menurun drastis hingga 39 persen.
Dari 662 kasus pada 2024, jumlah kecelakaan tahun ini menyusut menjadi 397 kasus.
“Tren positif ini membuktikan bahwa edukasi, pencegahan, dan penegakan hukum yang konsisten mampu menekan angka kecelakaan. Masyarakat juga mulai menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan di jalan raya,” ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Menurutnya, capaian ini menjadi bukti keberhasilan strategi terpadu yang diterapkan kepolisian, yang menggabungkan pendekatan edukatif, preventif, hingga represif secara proporsional.
Ratusan Ribu Pelanggaran, Mayoritas Tak Pakai Helm dan Masih Banyak Pengendara Bocil
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim, Kombes Pol Iwan Saktiadi, menjelaskan penindakan dilakukan dalam berbagai bentuk: tilang elektronik (ETLE) statis sebanyak 17.149 pelanggar, ETLE mobile 25.483 pelanggar, serta 83.763 pelanggar ditindak secara manual.
Selain itu, sebanyak 354.600 pengendara hanya diberikan teguran karena pelanggaran tergolong ringan.
Jenis pelanggaran terbanyak masih didominasi pengendara roda dua yang tidak menggunakan helm standar SNI sebanyak 56.797 kasus, disusul oleh pelanggaran oleh pengendara di bawah umur sebanyak 16.840 kasus.
Sementara untuk kendaraan roda empat, pelanggaran paling dominan adalah tidak menggunakan sabuk pengaman (10.119 kasus) dan menggunakan ponsel saat mengemudi (622 kasus).
Tak Hanya Tilang, Polisi Gencarkan Edukasi dan Kampanye Keselamatan
Kombes Iwan menegaskan bahwa Operasi Patuh Semeru bukan hanya sekadar razia atau penindakan. Kepolisian juga menggencarkan kegiatan preemtif dan preventif, seperti penyuluhan, kampanye, dan edukasi keselamatan berlalu lintas.
Tercatat ada 13.487 kegiatan penyuluhan, 105.585 publikasi penerangan hukum melalui berbagai media, serta penyebaran 133.984 materi kampanye keselamatan seperti spanduk, leaflet, hingga billboard.
“Angka kecelakaan yang turun hingga 39% adalah bukti bahwa langkah ini efektif dan perlu dilanjutkan. Ini bukan semata operasi penindakan, tetapi bagian dari membangun budaya dan peradaban lalu lintas yang aman dan berkelanjutan,” tegasnya.
Polda Jatim berharap, semangat tertib berlalu lintas ini tidak hanya berhenti di masa operasi, namun terus terjaga dalam keseharian masyarakat Jawa Timur. [Red]