Header Menu Detik Style

Merah Putih di Dadaku : Lagu Cinta Tanah Air Karya Seniman Mojokerto, Lahir dari Doa dan Ketulusan

Caption : Para personel New Mahkota. 

Mojokerto (Awalan.id) – Menjelang peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, semangat nasionalisme bergema dari Mojokerto lewat sebuah karya musik penuh makna. Abdul Sholik (42), seniman lokal yang dikenal dengan nama panggung Cah Kebun, mempersembahkan lagu bertajuk Merah Putih di Dadaku sebagai bentuk cinta dan syukurnya terhadap tanah air.

Lagu ini bukan sekadar rangkaian nada dan lirik, tetapi juga buah perenungan mendalam selama hampir tiga tahun. “Syairnya saya tulis sendiri, malam hari setelah tahajud. Saya tidak ingin asal membuat, karena setiap kata dan nada punya makna. Harus dari hati,” ujar Sholik di rumahnya di Desa Salen, Kecamatan Bangsal, Minggu (3/8/2025).

Dengan menggandeng band lokal New Mahkota dan vokalis Sarah Noise, lagu ini diaransemen secara mandiri oleh Sholik yang juga memainkan keyboard. Proyek ini turut melibatkan musisi lokal: Fais di drum, Pendik di gitar melodi, Totok di bass, dan Dany sebagai backing vocal.

Meski berlatar belakang sebagai pemborong proyek dan membuka layanan pengobatan alternatif gratis di rumahnya, Sholik tetap setia menyalurkan passion-nya dalam bermusik. “Grup kami berdiri sejak 2006. Kami biasa manggung di acara kampung, Agustusan, hingga hajatan. Di tengah penampilan, kami selipkan lagu-lagu ciptaan sendiri,” ujarnya.

Lagu Merah Putih di Dadaku menjadi karya nasionalisme kedua dari ratusan lagu yang ia ciptakan sejak 2016. Sebelumnya, ia membuat lagu Bumi Majapahit yang sempat digunakan Gus Barra (Bupati Mojokerto) saat mendaftar Pilbup 2020 lalu bersama Ikfina Fahmawati.

“Lagu nasionalisme butuh kehati-hatian. Jangan sampai ada lirik yang menyinggung, karena ini menyangkut bangsa. Saya ingin karya ini jadi pengingat bahwa Indonesia harus tetap utuh dan damai,” tambahnya.

Sayangnya, keterbatasan biaya membuat Sholik belum bisa mendaftarkan karyanya ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Meski demikian, karyanya yang diunggah di YouTube sejak 2018 sudah mulai mendapat perhatian publik. Salah satu videonya bahkan telah ditonton lebih dari 52 ribu kali.

Melalui lagu ini, Sholik menyuarakan harapannya kepada pemerintah daerah, khususnya Dinas Kebudayaan, agar lebih memberi ruang dan dukungan bagi para seniman lokal. “Kami butuh fasilitas, ruang berkarya, dan perhatian. Mojokerto punya banyak potensi seni yang belum tergarap maksimal,” ujarnya penuh harap.

Merah Putih di Dadaku bukan hanya lagu, tapi gema jiwa dari seorang seniman desa yang tulus mencintai negerinya. [Mia]

Tags :

Menarik Lainnya