Mojokerto (Awalan.id) – Momentum buka puasa bersama di bulan suci ramadhan Bu Nyai Dr. (H.C) Dra. Hj. Shinta Nuriyah Wahid, M.Hum digelar di Mahavihara Mojopahit (Budha Tidur) di Desa Bejijong, Kecamatan, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, pada Selasa (11/3). Kegiatan ini hadir para tokoh lintas agama kaum dhuafa, kelompok marginal, komunitas minoritas, serta tokoh masyarakat dan pejabat daerah. Dalam Tausiyahnya, Bu Nyai sinta memingatkan kembali perjuangan alm. Gus Dur dalam menjaga toleransi dan persauraan.
Acara buka puasa bersama Bu Nyai Shinta yang digelar bersama Yayasan Lumbini dan Mahavihara Majapahit ini mendapat antusias dari warga sekitar. Ratusan warga Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, hadir dan khidmat mengikuti acar buka puasa bersama Bu Nyai Shinta hingga selesai. Para Biksu, ketua dan pengurus yayasan Lumbini tambak hadir mengikuti seluruh rangkaian acara.
Sebelum menyampaikan tausiyah, Bu Nyai Shinta memberikan bantuan pada para kaum duafa dan anak yatim.
Dalam Tausiyahnya, Bu Nyai Shinta mengingatkan kembali apa tujuan dari puasa salam bulan suci ramadhan. Sehingga bisa memahami dan membedakan maksa puasa dalam bulan suci ramadhan dan puasa lainya.
“Puasa dalam bulan suci ramadhan tujuanya supaya sabar, jurus dan beraklak baik. Saya mau tanya, pertanyaan ini sederhanya tapi menunjukan ada benar benar jujur apa tidak. Siapa yang kemarin tidak sholat tarawih?,” tanya Bu Nyai Shinta pada semua hadirin dan undangan.
Dari ratusan undangan yang ditanya, hanya satu orang yang mengangkat tanganya. Namun lainya malu malu untuk mengangkat tangan kalau tidak sholat tarawih. “Itu tandanya tidak jujur,” kata Bu Nyai Shinta disambut tawa para undangan.
Selain menyampaikan tujuan dan makna dari puasa pada bulan suci ramadhan, Bu Nyai Shinta juga mengingatkan kembali perjuangan Gus Dur dalam menjaga toleransi antar umat beragama dan tali persaudaraan. Sebab toleransi dan persaudaraan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
“Disini ada yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, mereka orang mana? Indonesia. Kalau kita semua orang Indonesia berarti kita semua adalah saudara,” jelas Bu Nyai Shinta.
Usai menyampaikan Tausiyah, istri almarhum Presiden RI ke-4, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berbuka puasa bersama semua tamu undangan. Selesai berbuka dilanjutkan dengan foto bersama dengan berbagai elemen masyarakat secara bergantian.
Ketua yayasan Lumbini, Rudi Budianto, menyampaikan acara buka puasa bersama ini dilaksanakan setiap tahun di Maha Viahara Majapahit. Kebetulan tahun bersamaan dengan agenda kegiatan buka puasa keliling bersama Bu Nyai Shinta.
“Kami sebelulnya melaksanakan kegiatan buka puasa bersama, kebetulan tahun ini bertepatan dengan Bu Sinta keliling Jawa Timur dan bisa berbuka puasa di Maha vihara Majapahit. Jadi kami sangat berterima kasih sekali karena beliau sama seperti Gus Dur sangat bertoleransai sekali dengan semua agama. Harapan kami kita semua bersaudara kita tanpa melihat suku, agama, kita berbhineka tunggal ika pancasila,” kata Rudi Budiman.
Usai melaksanakan buka puasa bersama di Maha Vihara Majapahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Mojokerto Bu Nyai Shintabersama rombongan langsung bertolak ke Surabaya.(BD)