Mojokerto (Awalan.id) – Muhammad bin Syamsul Arifin (16), santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny Buduran, Kabupaten Sidoarjo, harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Islam (RSI) Sakinah Mojokerto. Ia menjadi salah satu korban robohnya bangunan mushola di ponpes tersebut, Senin (29/9/2025).
Santri asal Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang itu mengalami cedera otak ringan akibat benturan di kepala bagian kanan. Sebelumnya, ia sempat dirawat di RSI Siti Hajar, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, sebelum akhirnya dirujuk ke Mojokerto pada, Selasa (30/9/2025) dini hari.
“Alhamdulillah kondisinya membaik. Sejak kemarin sudah sadar dan bisa diajak bicara,” ungkap ayah korban, Syamsul Arifin (53).
Ia menambahkan, putranya yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara sempat direncanakan untuk dirujuk ke RS Saiful Anwar Malang. Namun rumah sakit tersebut penuh sehingga akhirnya dipindahkan ke RSI Sakinah di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Wakil Direktur Pelayanan Medik (Wadir Yamed) RSI Sakinah, dr Roisul Umam menjelaskan, bahwa korban langsung ditempatkan di ICU setibanya di rumah sakit. “Pasien masuk ICU jam 2 dini hari untuk dilakukan observasi. Kondisinya stabil dan dalam pemantauan dokter bedah syaraf,” terangnya.
Menurut dr Umam, cedera otak ringan membutuhkan penanganan intensif untuk mencegah komplikasi. Hingga Selasa sore, kondisi santri kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini masih terus dipantau ketat oleh tim medis di ruang ICU RSI Sakinah.
“Saat ini pasien dalam kondisi sadar, tidak ada muntah maupun mual. Namun tetap harus diobservasi 1×24 jam untuk memastikan tidak ada gejala lanjutan. Jika hasilnya baik, bisa segera dipindahkan ke ruang rawat inap,” tambahnya. [Mia]