Mojokerto (Awalan.id) – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto kembali merilis update perkembangan harga bahan pokok dari 20 pasar tradisional di wilayahnya. Hasil pemantauan per Sabtu (26/7/2025) menunjukkan adanya fluktuasi tajam pada sejumlah komoditas.
Cabai rawit mengalami penurunan paling drastis, sementara bawang merah menjadi komoditas dengan lonjakan tertinggi. Beberapa komoditas lainnya tercatat dalam kategori stabil dan hanya mengalami perubahan harga ringan. Yakni tahu, telur ayam ras, susu Formula SGM, Minyakita dan beras IR.64 Premium.
Plt Kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdilah mengungkapkan bahwa pergerakan harga kali ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, termasuk cuaca ekstrem, distribusi pasokan, hingga pola konsumsi lokal.
“Penurunan tajam pada cabai rawit hingga hampir 18 persen cukup mengejutkan. Sementara itu, komoditas seperti bawang merah, jeruk lokal, dan gula menunjukkan tren kenaikan yang patut diperhatikan oleh konsumen,” jelasnya.
Dalam daftar komoditas yang mengalami kenaikan, bawang merah menjadi yang paling menonjol dengan harga terbaru menyentuh Rp41.960 per kilogram, naik 5,57 persen dari sebelumnya. Disusul oleh jeruk lokal dan gula dalam negeri yang masing-masing naik 2,43 persen dan 1,36 persen.
Sebaliknya, harga cabai rawit justru terjun bebas hingga Rp 44.493 per kilogram, turun signifikan sebesar 17,95 persen. Penurunan harga juga terjadi pada sejumlah komoditas. Komoditas protein seperti daging ayam kampung dan ayam broiler juga mengalami koreksi harga ringan, masing-masing turun 0,60% dan 0,49%.
Disperindag Kabupaten Mojokerto mengimbau masyarakat untuk aktif memantau pergerakan harga melalui aplikasi Sinergi Smart yang dapat diakses secara daring melalui https://perdagangan-sinergismart.mojokertokab.go.id/” . Aplikasi ini menyajikan data harga real-time dari seluruh pasar tradisional di Mojokerto, guna membantu konsumen mengambil keputusan yang cerdas saat berbelanja.
“Kami berharap pelaku usaha tetap menjaga pasokan dan tidak memainkan harga. Konsumen pun diharapkan lebih bijak dalam menyikapi dinamika pasar,” pungkasnya. [Mia]
