Mojokerto (Awalan.id) — Desa Karangdiyeng, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, kini selangkah lebih maju dalam pengelolaan sampah organik. Melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), mahasiswa S1 Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memperkenalkan aplikasi Kompos Unair yang dirancang untuk memandu warga mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos berkualitas.
Sebanyak 15 warga dan perangkat desa mengikuti pelatihan, mulai dari pengenalan prinsip dasar pengomposan hingga praktik langsung di lapangan. Mereka juga dibimbing mengoperasikan aplikasi Kompos Unair yang memiliki fitur pencatatan bahan, pengingat pembalikan dan penyiraman, panduan visual, hingga simulasi manfaat kompos.
Ketua Tim PKM Unair, Endah Purwanti, menjelaskan bahwa aplikasi ini menjadi jawaban atas kebutuhan desa terhadap solusi praktis dan mudah diadopsi. “Dengan aplikasi ini, warga dapat mengelola limbah organik rumah tangga secara lebih sistematis. Hasilnya bukan hanya lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga produk kompos yang memiliki nilai jual,” ungkapnya, Jumat (12/9/2025).
Tak berhenti di pelatihan, kerja sama antara Unair dan pemerintah desa juga diarahkan pada strategi pemasaran digital. Produk kompos Karangdiyeng akan didukung dengan branding, kemasan menarik, konten media sosial, hingga penjualan melalui marketplace. Tahap berikutnya adalah memastikan kompos yang diproduksi bisa terserap pasar. Harapannya, terbentuk bank kompos desa yang berkelanjutan.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Karangdiyeng, Sulaiman Affandi menyebut inovasi tersebut sejalan dengan upaya desa menekan biaya pengangkutan sampah dan membuka peluang usaha baru. “Jika warga terbiasa mencatat dan memantau kualitas, kami yakin produksi kompos bisa terus berjalan dan memberi manfaat ekonomi,” tuturnya.
Dengan dukungan karang taruna dan kelompok PKK, Desa Karangdiyeng diproyeksikan menjadi percontohan pengelolaan sampah organik berbasis teknologi di Kabupaten Mojokerto. [Mia]