Header Menu Detik Style

Setia Kawan Farm Mojokerto Kembangkan Domba dan Kambing Impor 

Caption : Setia Kawan Farm, peternakan khusus domba dan kambing impor di Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.

Mojokerto (Awalan.id) – Setia Kawan Farm, peternakan khusus domba dan kambing impor di Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, terus berkembang pesat sejak berdiri pada 2023. Dari awal hanya memiliki 20 ekor kambing, kini farm ini mampu menampung hingga 1.200 ekor bahkan pernah mengalami overload populasi.

Jenis kambing dan domba yang dikembangkan diantaranya Dorper, asal Afrika Selatan, serta kambing Boer Australia. Dorper dikenal bertubuh padat dan panjang dengan ciri khas bulu putih dan kepala hitam, sedangkan Boer memiliki tubuh besar, bertanduk, dan pertumbuhan daging yang cepat.

“Kenapa kami memilih domba Dorper dan kambing Boer? Karena tujuan kami memperbaiki genetik kambing lokal. Kedua jenis ini punya produktivitas tinggi, pertumbuhan cepat, serta kualitas daging yang baik tanpa aroma prengus,” ungkap Penanggungjawab Pengelola Setia Kawan Farm, Fardan Setio Alamsyah, (Kamis (21/8/2025).

Selain mengembangkan fullblood, Setia Kawan Farm juga melakukan persilangan dengan domba dan kambing lokal. Hasilnya, anakan persilangan dijual dengan harga Rp2 juta–Rp3 juta per ekor, sedangkan jenis fullblood mencapai Rp20 juta–Rp25 juta. Dalam sebulan, farm ini mampu mendistribusikan 500–1.000 ekor ternak ke berbagai mitra dari dalam maupun luar Jawa.

Mulai dari Setia Kawan Farm, peternakan khusus domba dan kambing impor di Desa Sidorejo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto hingga Bali. Fardan menjelaskan, Setia Kawan Farm tidak hanya fokus pada produksi ternak, tetapi juga menyediakan konsentrat pakan yang diproduksi sendiri dari bahan pertanian lokal. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah dalam program ketahanan pangan.

“Melalui Setia Kawan Farm, kami ingin berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Kami tidak hanya menyediakan hewan ternak, tapi juga pakan berkualitas. Dengan begitu, program ini bisa berjalan dari hulu ke hilir, melibatkan peternak lokal, bumdes, hingga pemerintah daerah,” tambahnya.

Saat ini, farm tersebut memiliki dua kandang utama, yakni kandang fullblood berukuran 24 x 80 meter dan area persilangan di lahan 5 hektare yang juga difungsikan sebagai ladang hijauan. Komposisi populasi didominasi 85 persen betina indukan dan 15 persen pejantan.

Dengan produktivitas tinggi dan jaringan mitra yang luas, Setia Kawan Farm menargetkan dapat menjadi percontohan pengembangan ternak modern sekaligus mendukung swasembada daging di Indonesia. [Mia]

Tags :

Menarik Lainnya