Mojokerto (Awalan.id) – Upaya Polri dalam mendukung ketahanan pangan nasional terus digencarkan. Salah satunya melalui kegiatan penanaman jagung serentak bersama para santri se-Jawa Timur yang dilaksanakan di sejumlah titik secara virtual, termasuk di lahan Pondok Pesantren (Ponpes) Thoriqul Ulum, Desa Sajen, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program besar Polri yang menargetkan penanaman jagung di atas lahan seluas 1 juta hektare pada tahun 2025. Dalam sambutannya yang disampaikan secara daring, Irwasum Polri Komjen Pol. Prof. Dr. Deddy Prasetyo mengungkapkan bahwa Polri telah berhasil menanam jagung di 344.524 hektare.
“Pada kuartal pertama dan kedua tahun ini, dengan hasil panen mencapai lebih dari dua juta ton. Pada kuartal ketiga, kami lanjutkan penanaman di 168.432 hektare kawasan perhutanan sosial. Ini wujud nyata komitmen Polri untuk turut memperkuat ketahanan pangan nasional,” ujarnya, Rabu (6/8/2025).
Tidak hanya fokus pada penanaman, Polri juga memberikan dukungan nyata melalui penyediaan peralatan pertanian. Di antaranya, 500 alat uji kesuburan tanah, 100 alat uji kadar air, 89 unit pemipil jagung, serta 93 unit alat pengering untuk mendukung petani dan kelompok tani.
“Selain itu, kami juga tengah membangun 18 gudang pangan Polri di 12 provinsi, dengan kapasitas total penyimpanan 18.000 ton. Ditargetkan rampung pada Agustus 2025,” tambahnya.
Sementara itu, Wakapolres Mojokerto Kompol Herry Moriyanto Tampake menyampaikan penanaman jagung di wilayah Mojokerto telah dilakukan beberapa kali sebagai bentuk pelaksanaan instruksi Presiden RI terkait swasembada pangan. “Kegiatan ini tidak hanya simbolik, tapi menjadi bagian dari gerakan nyata. Kami terus mendukung program ini untuk menjaga ketahanan pangan dari tingkat lokal,” jelasnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Thoriqul Ulum, KH. Munawir, juga memberikan apresiasi atas keterlibatan pondok pesantren dalam program tanam jagung ini. “Kami sangat mendukung. Semoga kegiatan ini membawa manfaat bagi masyarakat dan menjadi amal kebaikan bersama,” katanya.
Keterlibatan santri dalam program pertanian dinilai menjadi bagian dari pemberdayaan dan penguatan ekonomi berbasis pesantren. Hal ini sekaligus menjadikan pesantren sebagai pilar ketahanan pangan yang berkelanjutan di masa depan. [Mia]