Header Menu Detik Style

Pemuda Di Mojokerto Ini Sukses Budidaya Berbagai Jenis Tikus, Awalnya Untuk Pakan Reptil

Mojokerto (Awalan.id) – Agung Saputra (30), pemuda asal Dusun Banyu Urip, Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto meraup cuman jutaan rupiah setiap bulannya dari budidaya tikus mencit.

Usaha ini dilakoni dari hobi hanya untuk pakan reptil miliknya. Tak disangka sekarang ini tikus pakan tersebut bisa dikembangbiakan sehingga dari penjualan pengerat ini, ia menghasilkan cuman jutaan rupiah perbulan.

Budidaya tikus mencit ini dimulai sejak tahun 2017 lalu. Awalnya Agung membeli 50 ekor tikus mencit seharga Rp150 ribu dari temannya di Malang hanya untuk pakan reptil miliknya. Tak disangka tikus tikus itu cepat berkembang biak sehingga peranakannya mulai dijual ke komunitas reptil yang ada Mojokerto.

“Waktu itu, belum ada peternak tikus di sini sehingga harus membeli dari luar kota. Ya, belajar otodidak, selama tiga tahun. Saya budidaya rattus norvegicus (tikus putih), mencit, long evans, african soft furred. Budidaya tikus ini, kendalanya biasanya adalah kutu,” kata Agung, Kamis (17/4).

Kemudian berkembang dari 15 boks koloni dan 89 boks pembiakan,  menghasilkan ratusan anakan tikus setiap bulan. Tikus-tikus itu beranak maksimal selama dua minggu. Setiap indukan biasanya melahirkan enam sampai 14 anakan tikus. Saat ini, ada 15 boks masing-masing berisi 12 tikus betina dan tiga tikus jantan spesies rattus norvegicus.

“Ada sekitar 200 tikus dewasa ini dikawinkan dengan sistem koloni. Anakan tikus rattus norvegicus sekarang ini sekitar 300 ekor. Proses perkawinan biasanya 1 minggu. Kalau jantannya dikasih lebih, mereka tarung. Untuk proses perawatan cukup sederhana,” jelasnya.

Agung Saputra (30), pemuda asal Dusun Banyu Urip, Desa Mojorejo, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, sukses budidaya tikus mencit.

Agung selalu mengatur pemeliharaan secara detail, mulai dari menjaga kebersihan kandang menggunakan sekam padi dan sistem nipple untuk air minum. Sedangkan pemberian makan biasanya dilakukan pukul 18.00 WIB petang.

“Tikus merupakan binatang nokturnal yang beraktivitas pada malam hari. Untuk pakannya ya, adonan sawi dan kangkung yang dicacah, nasi aking dan pur ayam. Buah sebagai selingan, kadang melon, tomat. Buah dan sayur saya ambil dari sisa-sisa di pasar. Kandang yang digunakan cukup sederhana,” tambah Agung.

Untuk kandang pemeliharaan berlantai tanah, berdinding jaring, dan beratap asbes. Supaya hewan peliharaan tetap sehat, ia tetap menjaga keamanan dari serangan ular dan biawak. Agung menjelaskan dari beberapa jenis tikus yang dibudidayakan, tikus long evans dengan bulu belang banyak diminati untuk peliharaan karena tampilannya yang menarik.

Sementara harga tikus yang dijual bervariasi, tergantung bobot. Tikus anakan dengan berat 20–40 gram dijual Rp7 ribu per ekor, ukuran small Rp9 ribu per ekor, medium Rp13 ribu per ekor, besar Rp17 ribu per ekor dan khusus untuk penelitian bisa mencapai Rp50 per ekor. Penjualan rata-rata 300 ekor setiap bulan.

“Tikus ini biasanya dibeli untuk pakan reptil, umpan memancing dan penelitian kampus kedokteran di Jakarta dan Kalimantan. Biasanya pengirimannya 1-2 minggu sekali,” tegasnya. (ReD)

Tags :

Menarik Lainnya