Header Menu Detik Style

Kapolda Jatim Ingatkan Pentingnya Standar Teknis Bangunan Usai Tragedi Ponpes Al Khoziny

Caption ; Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si saat meninjau proses identifikasi korban di RS Bhayangkara, Polda Jatim, Kota Surabaya.

Surabaya (Awalan.id) – Tragedi robohnya mushola di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo yang menelan banyak korban jiwa menjadi peringatan keras bagi semua pihak. Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si, menegaskan perlunya setiap pembangunan memenuhi standar teknis dan perizinan yang lengkap.

“Ini menjadi pelajaran berharga bahwa pembangunan apapun harus sesuai spesifikasi teknis dan memiliki izin yang lengkap. Jangan sampai peristiwa seperti ini terulang kembali,” tegas Kapolda saat meninjau proses identifikasi korban di RS Bhayangkara, Polda Jatim, Kota Surabaya, Jumat (3/10/2025).

Menurutnya, aparat kepolisian tidak hanya fokus pada upaya penyelamatan dan identifikasi korban, tetapi juga menelusuri aspek tanggung jawab dalam pembangunan gedung tersebut. Kapolda menyebut, data santri dan pengurus pesantren sudah mulai terkumpul, namun identitas para pekerja bangunan masih ditelusuri termasuk pihak yang bertanggung jawab atas proyek.

“Dalam proses evakuasi, tim SAR gabungan menghadapi kendala berat karena material bangunan yang roboh mencapai empat lantai. Meski demikian, aparat bersama relawan tetap bekerja maksimal. Selama tiga hari masa golden time, kita berhasil menyelamatkan satu korban hidup, sementara enam lainnya ditemukan meninggal dunia,” katanya.

Jumat (3/10/202) ada tambahan lima jenazah yang berhasil ditemukan tim SAR gabungan. Untuk mempercepat penanganan, Polda Jatim juga bekerja sama dengan tim ahli konstruksi dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kolaborasi ini diharapkan bisa membuat proses pemindahan material berjalan lebih aman dan efektif.

Selain itu, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim juga dikerahkan penuh untuk memastikan identitas korban. Identifikasi dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari sidik jari, retina, tes DNA, hingga kecocokan barang pribadi. Kapolda menegaskan, hasil identifikasi akan terus diperbarui dan disampaikan secara terbuka.

“Kita ingin keluarga korban segera mendapatkan kepastian, tidak terus-menerus dalam ketidakpastian. Tragedi ini, harus menjadi momentum bersama untuk memperketat pengawasan terhadap pembangunan, khususnya gedung-gedung yang diperuntukkan bagi aktivitas pendidikan dan menampung banyak orang,” pungkasnya. [Red]

 

Tags :

Menarik Lainnya