Header Menu Detik Style

Harga Pangan Turun, Kabupaten Mojokerto Catat Deflasi 0,09 Persen pada September 2025

Caption ; Ilustrasi bawang merah.

Mojokerto (Awalan.id) – Kabupaten Mojokerto mengalami deflasi pada September 2025 dengan Indeks Fluktuasi Harga (IFH) tercatat sebesar -0,09 persen. Penurunan harga ini mencerminkan turunnya harga sejumlah komoditas pangan utama, terutama bawang merah, kelapa, daging ayam ras, cabai rawit, dan tomat sayur.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mojokerto, Bambang Eko Wahyudi, menjelaskan bahwa deflasi bulan September terutama dipengaruhi oleh turunnya harga bawang merah. Menurutnya, penurunan tersebut terjadi karena panen raya di sejumlah daerah sentra produksi pada awal Agustus 2025 yang menyebabkan pasokan melimpah dan harga turun di tingkat pasar.

“Peran Jawa Timur sebagai salah satu produsen besar bawang merah nasional turut membuat suplai dari berbagai daerah masuk ke pasar Kabupaten Mojokerto dan memperketat persaingan harga. Meski sejumlah bahan pangan mengalami penurunan harga, beberapa komoditas justru mencatat kenaikan,” ungkapnya, Minggu (5/10/2025).

Harga bahan pangan yang mengalami penurunan diantaranya emas perhiasan, beras, telur ayam ras, cabai merah, minyak goreng, bahan pelumas, kentang, daging sapi, pembersih lantai, dan gula pasir. Menurut Bambang, kenaikan harga emas menjadi penyumbang terbesar terhadap peningkatan IFH di daerah ini.

Ia menambahkan bahwa pergerakan harga emas nasional sangat dipengaruhi oleh dynamika harga global, terutama akibat meningkatnya permintaan aset aman (safe haven), ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat, serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Secara kumulatif, laju IFH tahun kalender (Januari–September 2025) di Kabupaten Mojokerto tercatat 1,36 persen, sedangkan IFH tahun ke tahun (YoY) untuk periode September 2024–September 2025 mencapai 2,56 persen. Dari sebelas kelompok komoditas yang dipantau, dua kelompok memberikan andil penurunan harga.

“Yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok transportasi. Sementara itu, dua kelompok lainnya, yakni perlengkapan rumah tangga serta perawatan pribadi dan jasa lainnya, memberikan andil kenaikan harga. Tujuh kelompok sisanya tercatat stagnan atau tidak mengalami perubahan harga yang signifikan,” katanya.

Bambang menegaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan terus melakukan pemantauan di pasar tradisional untuk menjaga stabilitas pasokan dan daya beli masyarakat menjelang akhir tahun.

“TPID akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait guna memastikan ketersediaan barang pokok dan mencegah lonjakan harga menjelang Natal dan Tahun Baru,” tegasnya. [Mia]

Tags :

Menarik Lainnya