Header Menu Detik Style

Harga Bahan Pokok di Mojokerto Mengalami Perubahan

Caption : Monitoring petugas Disperindag Kabupaten Mojokerto ke sejumlah pasar tradisional. 

Mojokerto (Awalan.id) – Pergerakan harga bahan pokok di Kabupaten Mojokerto menunjukkan dinamika yang cukup signifikan pada pekan ini. Berbagai komoditas mengalami kenaikan maupun penurunan, mengindikasikan adanya penyesuaian pasar di tengah berakhirnya musim panen raya dan peningkatan permintaan konsumen.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Iwan Abdillah menyampaikan, kenaikan harga terlihat cukup jelas pada bahan pokok seperti bawang merah yang naik 1,84 persen menjadi Rp 39.625 per kilogram. “Kenaikan ini dipicu oleh faktor cuaca yang mempengaruhi hasil panen serta tingginya permintaan pasar,” jelasnya, Rabu (23/7/2025).

Selain itu, harga jeruk lokal dan bawang putih juga mengalami kenaikan sebesar 1,31 persen dan 0,70 persen dengan masing-masing mencapai Rp15.944 dan Rp30.415 per kilogram. Di sektor beras, yang merupakan kebutuhan pokok, Iwan mengungkapkan bahwa harga beras IR 64 medium naik sebesar 0,64 persen menjadi Rp 13.039 per kilogram.

Ia menambahkan bahwa kenaikan harga ini juga dipengaruhi oleh berakhirnya musim panen raya yang menyebabkan penurunan pasokan, sehingga tekanan harga pun meningkat. Untuk beras premium, harga tercatat berkisar antara Rp13.500 hingga Rp16.000 per kilogram, yang menegaskan adanya perbedaan harga di tiap pasar.

“Pada beberapa pasar, harga beras medium bahkan telah mencapai Rp14.000, walaupun HET (Harga Eceran Tertinggi) beras tersebut masih berada di angka Rp12.500. Situasi pasar masih berfluktuasi karena kondisi pasokan dan permintaan yang tidak seimbang. Selain kenaikan, terdapat pula beberapa bahan pokok yang menunjukkan tren penurunan,” katanya.

Iwan menyebut bahwa penurunan harga terjadi pada komoditas seperti cabai rawit yang turun cukup tajam hingga 12,21 persen, serta penurunan harga pada komoditas seperti beras IR 64 premium dan minyak goreng Bimoli. Dalam upaya menjaga kestabilan harga bahan pokok, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

“Kebijakan monitoring harga melalui sistem Sinergi Smart yang kami kembangkan bekerja sama dengan Dispari dan DPMD Kabupaten Mojokerto memungkinkan kami untuk memantau kondisi pasar secara real-time. Hal ini penting agar pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah apabila terjadi lonjakan harga yang tidak wajar atau kelangkaan pasokan,” ujarnya.

Menurut Iwan, strategi tersebut diharapkan mampu mengurangi dampak fluktuasi harga di pasar dan memastikan ketersediaan pangan yang terjangkau bagi masyarakat. Kendati ada berbagai dinamika harga, pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap mendapatkan informasi yang akurat dan menggunakan saluran resmi pemerintah sebagai rujukan.

“Data yang kami sajikan merupakan hasil pengamatan di 20 pasar utama di Kabupaten Mojokerto, sehingga dapat memberikan gambaran yang representatif mengenai kondisi pasar saat ini,” pungkas Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Mojokerto ini. [Mia]

Tags :

Menarik Lainnya