Mojokerto (Awalan.id) – Pencegahan stunting di Kota Mojokerto kini memasuki fase penguatan di tingkat akar rumput. Meski angka stunting telah turun signifikan menjadi 1,42 persen per Mei 2025, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menegaskan bahwa tantangan belum selesai.
Ning Ita (sapaan akrab, red) mendorong seluruh kader PKK untuk mengambil peran lebih aktif di tingkat dasawisma dan lingkungan RT. Hal itu disampaikan Ning Ita saat membuka Puncak Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-53 di Sabha Kridatama Rumah Rakyat, Selasa (22/7/2025).
Ning Ita menekankan bahwa PKK harus hadir sebagai agen perubahan di masyarakat, terutama dalam edukasi pencegahan stunting sejak dini. “Jangan sampai kita terlena dengan angka 1,42 persen. Di balik angka sekecil apapun, ada anak-anak yang nasibnya harus kita perjuangkan bersama,” ungkapnya.
PKK adalah garda terdepan menyelamatkan mereka dari ancaman stunting. Ning Ita juga menjelaskan bahwa penguatan keluarga menjadi kunci utama. Dengan sinergi PKK dan pemerintah kota melalui program crosscutting lintas OPD, penanganan stunting tak lagi sekadar program kesehatan.
Melainkan menjadi gerakan sosial berbasis komunitas. Ning Ita menambahkan, PKK diharapkan tidak hanya menjalankan program seremonial, tapi benar-benar bergerak hingga ke tingkat dasawisma, menyentuh setiap rumah tangga dan mendampingi keluarga dalam menjaga tumbuh kembang anak.
“Ini bukan sekadar program dinas kesehatan, tapi tanggung jawab seluruh elemen, termasuk PKK. Dari PKK-lah kita bisa membangun budaya keluarga sehat dan sadar gizi,” katanya.
Melalui momentum HKG PKK ke-53 bertema ‘Bergerak Bersama PKK, Mewujudkan Asta Cita Menuju Indonesia Emas’, Ning Ita mengajak seluruh kader untuk terus memperkuat kolaborasi, memperluas edukasi, dan mempercepat eliminasi stunting di Kota Mojokerto.
Dengan gerakan bersama, Kota Mojokerto diharapkan mampu mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan bebas stunting menuju Indonesia Emas 2045. [Mia]