Header Menu Detik Style

Bupati Mojokerto Terima Aspirasi Forum Santri dan Alumni Pesantren Terkait Tayangan Trans7

Caption ; Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra saat bertemu Forum Santri dan Alumni Pesantren Kabupaten Mojokerto.

Mojokerto (Awalan.id) – Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra menerima aspirasi dari Forum Santri dan Alumni Pesantren Kabupaten Mojokerto yang menyampaikan keprihatinan terhadap tayangan program Ekspose di stasiun televisi Trans7. Tayangan tersebut dinilai telah merugikan marwah pesantren dan para kiai.

Pertemuan yang berlangsung dalam suasana hangat, akrab, dan penuh nuansa keilmuan itu dihadiri oleh berbagai perwakilan himpunan alumni pesantren, termasuk HIMASAL (Himpunan Santri dan Alumni Lirboyo), serta sejumlah pengasuh pondok pesantren di wilayah Kabupaten Mojokerto.

Dalam dialog tersebut, para santri dan alumni menyampaikan bahwa tayangan yang dimaksud bukan hanya menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat pesantren, tetapi juga berpotensi menimbulkan salah tafsir publik terhadap peran pesantren sebagai lembaga pembina moral bangsa.

“Kami datang membawa aspirasi dari hati para santri dan alumni pesantren. Tayangan semacam itu jelas mencederai marwah pesantren dan para kiai. Kami berharap pemerintah daerah bisa turut menyuarakan kegelisahan ini kepada pihak berwenang,” ujar perwakilan dari HIMASAL Kabupaten Mojokerto, Zamroni Ahmad, Kamis (16/10/2025).

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nahdliyah Kecamatan Sooko, Dr. KH. Moh. Nizar menegaskan bahwa pesantren selama ini menjadi benteng moral dan pusat peradaban Islam di Nusantara. Karena itu, kritik terhadap lembaga keagamaan seharusnya disampaikan dengan adab, etika, dan tanggung jawab moral.

“Pesantren itu benteng akhlak dan pusat peradaban Islam di Nusantara. Jangan sampai media justru menodai lembaga yang telah berjasa besar membangun karakter bangsa. Kami berharap ada permintaan maaf terbuka dari pihak Trans7,” katanya.

Menanggapi aspirasi tersebut, Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra menyampaikan apresiasinya atas sikap santun dan konstruktif para alumni dalam menyampaikan pandangan. “Saya memahami sepenuhnya kegelisahan para santri dan kiai. Saya juga prihatin, karena konten yang tayang seharusnya memenuhi kode etik jurnalistik,” tuturnya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto, lanjutnya, siap menyalurkan aspirasi tersebut kepada lembaga terkait agar mendapat tindak lanjut yang proporsional. Dalam kesempatan tersebut, Gus Barra (sapaan akrab, red) menekankan pentingnya menjaga suasana kondusif dan mengedepankan kebersamaan dalam menyikapi persoalan ini.

“Saya berharap seluruh warga pesantren tetap menahan diri dan terus memperkuat peran pesantren sebagai pusat pendidikan moral dan spiritual masyarakat. Mari kita jaga marwah pesantren dengan cara-cara yang bermartabat. Jangan terprovokasi, tetaplah menjadi teladan dalam menjaga akhlak dan keharmonisan di tengah masyarakat,” pesannya.

Forum Santri dan Alumni Pesantren Mojokerto pun menutup pertemuan dengan seruan agar seluruh warga pesantren menjaga ketenangan, menjauhi provokasi, serta memperkuat sinergi dalam menjaga kehormatan pesantren dan kiai. Dengan semangat ‘Jaga Marwah Pesantren, Tinggikan Harkat Kiai’, para alumni bertekad melanjutkan peran pesantren sebagai pilar peradaban Islam dan penjaga nilai-nilai luhur bangsa di tengah tantangan zaman. [Mia]

Tags :

Menarik Lainnya