Header Menu Detik Style

Bahaya Sekunder Ancam Lereng Semeru, Warga Dilarang Beraktivitas di Sepanjang Besuk Kobokan

Caption : Gunung Semeru di Lumajang.

Lumajang (Awalan.id) – Meski status Gunung Semeru masih pada Level II atau Waspada, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperingatkan adanya potensi bahaya sekunder pasca erupsi yang terjadi dua kali pada, Kamis (17/7/2025). Salah satu titik rawan yang menjadi perhatian serius adalah kawasan sepanjang Besuk Kobokan.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Mukdos Sofian menegaskan bahwa seluruh aktivitas warga di sektor tenggara, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak, dilarang keras. Selain itu, masyarakat juga diingatkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai.

“Di luar radius delapan kilometer pun tetap ada potensi bahaya. Sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan hingga 13 kilometer dari kawah bisa terdampak awan panas atau lahar sewaktu-waktu. Masyarakat juga diminta menghindari area tiga kilometer dari kawah untuk menghindari lontaran batu pijar,” jelasnya.

Material guguran lava dan abu vulkanik dari letusan yang terjadi sangat mungkin memicu awan panas guguran, terutama saat hujan mengguyur kawasan puncak. Selama 24 jam terakhir, Gunung Semeru mengalami 32 kali gempa letusan/erupsi, empat kali gempa guguran, dan sejumlah gempa vulkanik serta tektonik yang menunjukkan dinamika aktivitas internal gunung tersebut.

“Potensi bahaya sekunder ini sering luput dari perhatian warga. Jangan hanya fokus pada letusan, tapi waspadai banjir lahar dan awan panas yang bisa terjadi tiba-tiba,” ujarnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang bersama relawan kini gencar melakukan sosialisasi larangan aktivitas dan kesiapsiagaan di beberapa desa sekitar Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, serta Besuk Sat. Pos pengungsian siaga tetap dibuka untuk antisipasi jika aktivitas gunung meningkat. [Red]

Tags :

Menarik Lainnya