Header Menu Detik Style

Akhir Tahun 2024, Pemkab Mojokkerto Alami Inflasi 0,13 Persen

Ilustrasi, Inflasi akhir tahun 2024 di Kabupaten Mojokerto

Mojokerto (Awalan.id) – Pada akhir tahun 2024, Pemkab Mojokerto mengalami Inflasi sebesar 0,13 persen. Angka ini paling rendah dibandingkan daerah daerah di seluruh di Jawa Timur dan secara nasional. Turunya inflasi di Kabupaten Mojokerto tidak lepas dari stabilnya harga kebutuhan pangan di wilayah Kabupaten Mojokerto.

Dari data yang ada, di wilayah Jatim, Kabupaten Bojonegoro mencatat tingkat inflasi tertinggi sebesar 0,58 persen diikuti oleh Jember 0,54 persen, Kota Kediri 0,52 persen, Kota Malang 0,46 persen, Kota Surabaya 0,44 persen, Gresik 0,44 persen, Tulungagung 0,43 persen, Banyuwani 0,43 persen, Kota Madiun 0,43 persen, Sumenep sebesar 0,31 persen serta Probolinggo sebesar 0,28 persen.

Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto, Bambang Eko Wahyudi menjelaskan, bulan Desember 2024 Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi sebesar 0,13 persen. “Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kabupaten Mojokerto pada bulan Desember 2024 adalah daging ayam ras,” ungkapnya, Senin (6/1).

Selain itu juga ada telur ayam ras, cabai merah, tomat sayur, bawang merah, cabai rawit dan beras. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga rata-rata dari bulan lalu yaitu garam, kentang, gula pasir, batu bata, rampela hati ayam, ten, daging sapi, daging ayam kampung, dan minyak goreng.

“Kenaikan harga daging ayam menjelang Natal dan tahun baru dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk meningkatnya permintaan yang tinggi selama musim liburan besar. Korsumsi ayam meningkat tajam menjelang perayaan Natal dan tahun baru sehingga berdampak pada kenalkan harga di pasar,” katanya.

Sedangkan untuk komoditas penyumbang deflasi tertinggi di Kabupaten Mojokerto pada bulan Desember 2024 ialah garam. Secara umum, jelasnya, penurunan harga bumbu dapur ini diduga disebabkan oleh faktor alam, khususnya hujan yang tidak merata di beberapa daerah.

“Selain itu, turunnya harga garam juga dikarenakan serapan garam industri dan konsumsi tidak maksimal. Hal itu disebabkan karena masih ada impor garam masuk sehingga mempengaruhi serapan garam,” jelasnya. (BD)

Tags :

Menarik Lainnya