Mojokerto (Awalan.id) – Sempat dikeluhkan warga bau produksi gas metana, PT Energi Argo Nusantara (EAN) selaku produsen Bahan Bakar Nabati (BBN) melakukan koordinasi secara intens dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi masalah bau pada produksi serta upaya dalam memberikan kenyamanan lingkungan.
I Dewa Gede Indra Kusuma Suntaka Corporate Secretary PT EAN, mengatakan, pihaknya sudah melakukan identifikasi sumber bau yang timbul dari produksi Biogas yang belum sempurna terutama di kandungan gas metana (CH4) pada, Senin (27/1) lalu.
“Kmai merespon hal tersebut, Selasa kemarin kami berkoordinasi bersama DLH Kabupaten Mojokerto. Hasil arahan dari DLH Kabupaten Mojokerto kepada kami agar kami menunda proses produksi dan fokus menanggani sumber bau,” ungkapnya, Kamis (30/1).
Menurutnya, faktor utama yang menjadi penyebab proses pembakaran tidak optimal yakni kandungan gas metana (CH4) sulit terbentuk. Saat ini, hal yang menjadi perhatian utama PT EAN dan salah satu upaya untuk menanggulangi bau adalah dengan flaring (pembakaran) secara masif.

“Saat ini, kami mengupayakan kandungan gas metana (CH4) agar lekas terbentuk sempurna. Sebagai langkah kongkrit, kami juga telah menggelar pertemuan langsung dengan DLH Kabupaten Mojokerto membahas langkah-langkah strategis untuk segera tangani sumber bau,” jelasnya.
Diantaranya flaring secara intensif menggunakan empat buah unit flare yang saat ini tersedia serta mempersiapkan tambahan flare dengan kapasitas pembakaran 200 Nm3/jam. Pihaknya juga diminta terus melaporkan perkembangannya ke DLH Kabupaten Mojokerto.
“Kami diminta untuk menyampaikan perkembangan hasil penangganan sumber bau ini ke DLH Kabupaten Mojokerto. Atas komitmen penuh PT EAN terhadap arahan yang diberikan, DLH Kabupaten Mojokerto juga berharap permasalahan yang timbul bisa teratasi,” pungkasnya.(RED)