Header Menu Detik Style

Hujan, Permintaan Bibit Bambu di Mojokerto Meningkat Tajam

Caption : Budidaya bibit bambu di Desa Pecet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Mojokerto (Awalan.id) – Menjelang musim hujan, Kelompok Bambu Lestari di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, kebanjiran pesanan bibit bambu dari berbagai daerah. Jenis bambu petung menjadi yang paling banyak dicari karena dinilai efektif sebagai tanaman resapan air di kawasan pegunungan.

Petani yang tergabung dalam kelompok tersebut, Suin (50) mengatakan bahwa permintaan bibit selalu meningkat di akhir tahun. “Paling ramai memang menjelang musim hujan. Bambu petung banyak dipakai untuk resapan, terutama di Gunung Penanggungan. Ada juga permintaan dari luar kota, seperti Trenggalek dan Banyuwangi,” ungkapnya, Minggu (28/9/2025).

Proses pembuatan bibit membutuhkan ketelatenan. Bambu dipilih dari rumpun berusia minimal 1,5 hingga 2 tahun. Potongan kemudian direndam dengan obat perangsang selama 5–10 menit sebelum disemai di tanah bercampur jerami dan pupuk. Sekitar dua minggu kemudian, tunas mulai tumbuh dan dipindah ke polybag.

“Biasanya satu bulan di polybag sudah bisa diambil pemesan. Dari awal proses sampai siap tanam kurang lebih dua bulan. Harga satu bibit bambu dipatok Rp5 ribu per polybag. Jumlah pesanan bisa mencapai ribuan dalam sekali waktu. Ada yang pesan 5 ribu sampai 10 ribu bibit. Kalau pesanan besar, pengerjaannya kita bagi bersama kelompok lain,” katanya.

Lantaran Kelompok Bambu Lestari ada tiga yakni di Kecamatan Pacet, Kemlagi, dan Gondang. Satu kelompok beranggotakan enam orang petani. Selain menjaga keberlanjutan usaha, kegiatan pembibitan bambu juga memberi manfaat bagi kelestarian lingkungan. Bibit yang ditanam di musim hujan akan lebih cepat tumbuh.

“Sekaligus membantu memperkuat resapan air di kawasan hutan. Bambu ini bukan hanya untuk kebutuhan ekonomi, tapi juga bermanfaat menjaga lingkungan, terutama saat musim hujan,” pungkas. [Mia]

Tags :

Menarik Lainnya